erikut hadits sohih yg memperkuat puasa sunnah beserta dampak nya bagi yg menjalankan
1. Puasa Bulan Muharam (9, 10, 11 Muharram)
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan
muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat
malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’).
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura dan
beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata,
“Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka
Rasulullah saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan
berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya
Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa
pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya
puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.
2. Puasa Tiga hari pada tiap-tiap bulan
"Dari Abu Dzar ra., ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami berpuasa tiga hari dalam sebulan ; tanggal 13, 14, dan 15". (Diriwayatkan oleh Nasa’i, Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban).
3. Puasa Nabi Dawud
Puasa selang-seling (sehari puasa diikuti sehari tidak puasa dst) Rasulullah saw bersabda, “Puasa
yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang
paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh
malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya.
Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari” (HR. Bukhari Muslim).
4. Puasa Senin dan Kamis
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku"
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa" (HR at-Tirmidzi)
5. Puasa Bulan-Bulan Haram
Bulan-bulan Haram itu adalah Dzul-Qaedah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab “Puasalah pada bulan-bulan haram” (Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas
bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut;
Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
6. Puasa Syawal 6 hari
Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra. bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa
yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikutinya puasa itu dengan puasa enam
hari pada bulan Syawal, maka pahalanya akan sama dengan puasa satu
tahun” (HR. Muslim)
7. Puasa Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah,
saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan
yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan
merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul
‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam
keadaan berpuasa” (HR. Nasa’i)
8. Puasa 9 Hari Pertama Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu amal
sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang
dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw
menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hafsah r.a. menceritakan; “Empat amalan yang tidak ditinggalkan
Rasulullah s.a.w. iaitu; puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyr, puasa tiga hari
pada setiap bulan dan solat dua rakaat sebelum subuh” (Riwayat Imam Abu Daud dan an-Nasai)
Menurut ulama hadits, yang dimaksud puasa al-‘asyr dalam hadis di atas ialah hari pertama Zulhijjah hingga hari ke sembilannya
9. Puasa Hari Arafah (9 Dzul Hiiiah)
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra : Bahwasanya Rasulullah saw pemah ditanya dari hal puasa Arafah, beliau bersabda ; “Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”
PENGARUH PUASA SUNNAH
1. Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan
merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena
Allah subhanahu wata’ala jika menerima amal seorang muslim maka dia
akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih
setelahnya.
2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan seorang muslim untuk Rabbnya dengan
penuh keimanan dan pengharapan pahala, akan menyebabkan seorang muslim
mendapatkan ampunan atas dosa-dosa sebelumnya. Orang yang yang berpuasa
akan mendapatkan pahala pada hari Idul Fithri, karena hari itu merupakan
hari penerimaan pahala. Maka puasa setelah berlalunya Ramadhan
merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat ini, bagi hubungan seorang
muslim dengan Rabbnya.
3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa
ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan
saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. Dengan
demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan,
tetapi puasa itu terus disyari'atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah
subhanahu wata’ala yang telah berfirman,
“Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam” (QS. 6:162)
4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu
wata’ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya
kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya
derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan
kenikmatan.
Semoga bermanfaat~
0 komentar:
Posting Komentar