Kami panjatkan rasa syukur Al Hamdulillah
ke hadirat Allah U Yang Maha Tinggi. Dan kami haturkan shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad r, keluarga, sahabat dan
orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Telah banyak buku do’a yang tersebar di
tengah masyarakat Islam. Ada yang berpedoman dengan ajaran Al-Qur’an,
Sunnah, atau lainnya. Kadang masyarakat awam tidak dapat membedakan
antara do’a yang sejalan dengan ajaran Nabi r dan mana yang tidak.
Sedangkan do’a yang tidak berdasarkan ajaran Nabi r, ada yang berbau
syirik, menyesatkan dan terkadang dapat menghapus aqidah Islam secara
total.
Sesungguhnya, segala puji bagi Allah U,
kami memuji, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung
kepada Allah U dari kejahatan diri dan keburukan perbuatan kami. Barang
siapa yang diberi petunjuk oleh Allah U, maka tiada orang yang bisa
menyesatkannya. Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tiada orang yang
bisa memberikan hidayah kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah U Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Aku bersaksi bahwa Muhammad r adalah hamba dan utusan-Nya.
Semoga Allah U melimpahkan shalawat dan
salam kepada beliau, keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang
mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Sesungguhnya kami hanya mengutip kalimat
dzikir. Untuk pendataan hadits yang konkret. Kami menyebutkan satu atau
dua sumber biblioteknya dari buku aslinya. Barangsiapa yang ingin
mengetahui sahabat (yang meriwayatkan hadits), atau tambahan masukan
dalam pendataan, maka hendaklah ia membuka kembali buku aslinya.
Semoga shalawat dan salam tetap
terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r, keluarga, sahabat dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Pembalasan.
“Hai orang-orang yang beriman ber-dzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut nama-Nya)” (QS. Al Ahzaab: 41)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Dibaca tiga kali).
.
.
.
.
.
.
. “
.
.
.
.
44. “
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“.
Dibaca setiap selesai shalat fardhu’.
Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Subuh.
. Diucapkan setelah salam khusus shalat Subuh.
Tidak akan menyesal bagi orang yang beristikharah kepada Sang
Pencipta dan bermusyawarah kepada Makhluk-Nya yang beriman dan
berhati-hati dalam menangani persoalan.
. (QS. Ali Imran: 159).
75. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
(Jika sore hari kalimat َأصَْبَح diganti أَمْسَى , kalimat اْلَيْوِم diganti اَّللْيَلِة)
“Siapa yang membacanya dengan yakin pada sore hari, kemudian dia
meninggal, maka dia akan masuk syurga, demikian juga jika (dibaca) pada
pagi hari”.
.
Dibaca empat kali di waktu pagi dan petang, jika sore hari diganti menjadi: اللَّهُمَّ إِنِّي أّمْسَيْتُ
Dibaca tiga kali di waktu pagi dan petang.
Dibaca tiga kali.
. Diucapkan tiga kali.
88. يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Dibaca seratus kali.
“Dibaca sepuluh kali atau sekali saja saat malas”.
Dibaca seratus kali setiap pagi’.
Dibaca pagi hari.
Dibaca seratus kali dalam sehari”.
Dibaca tiga kali pada sore hari.
.
“. Dibaca sepuluh kali.
يَجْمَعُ كَفَّيْهِ ثُمَّ يَنْفُثُ فِيْهِمَا فَيَقْرَأُ فِيْهِمَا: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِـهِ
“Kedua telapak tangannya disatukan lalu membaca:
Surat Al Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas. Kemudian dengan dua tapak
tangannya, beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai
dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Dilakukan tiga kali”.
Siapa yang membacanya (ayat Kursi) saat hendak
tidur, maka sesungguhnya dia selalu berada dalam perlindungan Allah dan
tidak didekati setan hingga pagi hari”.
“. (QS. Al Baqarah: 285-286).
“Siapa yang membaca kedua ayat tersebut, maka keduanya akan mencukupinya”.
. Dibaca tiga kali.
33x“.
.
.
“Membaca surah As-Sajadah dan Tabarak’.
.
.
(ثلاث مرات).
117. اللَّهُمَّ إِنيِّ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ،
وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِي
ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Dibaca tiga kali dan yang ketiganya dikeraskan serta dipanjangkan suaranya dengan berkata:
Tuhan-nya para malaikat dan malaikat Jibril“.
121. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ،
وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ
وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
“.
.
“Ya Allah yang menurunkan kitab, Maha cepat
perhitungan-Nya, hancurkanlah pasukan-pasukan (musuh), Ya Allah
kalahkanlah mereka dan goyahkanlah mereka“.
Maka akan berhenti dari keraguannya.
. Membaca:
.
“ Lalu meludahlah kekiri tiga kali.
.
” Mengumandangkan adzan’.
“Melakukan dzikir dan membaca Al Qur’an’.
.
Termasuk yang dapat mengusir setan adalah dzikir pagi dan petang,
dzikir saat hendak dan bangun tidur, dzikir masuk dan keluar rumah,
dzikir masuk dan keluar masjid, dan dzikir lainnya yang disyari’atkan.
Seperti; membaca ayat kursi saat hendak tidur, membaca dua ayat terakhir
surah Al Baqarah dan lain-lain.
.
Dibaca tujuh kali.
“Setiap hamba muslim yang mengunjungi orang sakit, yang belum datang
ajalnya kemudian dia membaca: (do’a di atas) tujuh kali, maka (orang
yang sakit tersebut) akan disembuhkan”
.
.
.
.
.
.
“.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
.
.
.
.
.
.
.
. Rasulullah r bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu bersin, hendaklah mengucapkan:
. “
.
.
. “Apabila seseorang di antara kamu menikahi seorang perempuan atau membeli budak, hendaklah mengucapkan:
Apabila membeli unta, hendaklah memegang puncak punuknya, lalu mengucapkan seperti itu.”
.
.
.
. Dari Ibnu Umar t katanya: adalah pernah
dihitung bacaan Rasulullah r dalam satu majlis seratus kali sebelum
beliau berdiri, yaitu:
.
.
.
.
”.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Bertakbir tiga kali, di atas tempat yang tinggi, kemudian membaca:
. Rasulullah r apabila ada sesuatu yang menyenangkan, beliau membaca:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda: “
.
. Rasulullah r bersabda: “
. Rasulullah r bersabda:
.
. Dari Abdullah bin Umar t, dia berkata:
“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi r, manakah ajaran
Islam yang lebih baik?” Rasul r bersabda:
.
. “
.
. Rasulullah r bersabda:
. “
.
. “
234.”Nabi r melakukan thawaf di Baitullah, di atas unta, setiap
datang ke sisi hajar aswad, beliau memberi isyarat dengan sesuatu yang
dipegangnya dan bertakbir”.
.
Kemudian beliau mulai naik ke bukit Shafa, hingga beliau melihat
Baitullah. Lalu menghadap kiblat, membaca kalimat tauhid dan takbir,
serta membaca:
Kemudian beliau berdo’a di antara Shafa dan Marwah. Beliau membacanya
tiga kali. Di dalam hadits tersebut dikatakan, Nabi r juga membaca di
Marwah sebagaimana beliau membaca di Shafa.”
. Nabi r bersabda:
. Nabi r naik unta bernama Al-Qaswa’ hingga di
Masy’aril Haram, lalu beliau menghadap kiblat, berdo’a, membaca takbir
dan tahlil serta kalimat tauhid. Beliau terus berdo’a hingga fajar
menyingsing. Kemudian beliau berangkat (ke Mina) sebelum matahari
terbit.”
239- يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَمَى بِحَصَاةٍ عِنْدَ الْجِمَارِ الثَّلاَثِ
ثُمَّ يَتَقَدَّمُ، وَيَقِفُ يَدْعُو مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ، رَافِعًا
يَدَيْهِ بَعْدَ الْجَمْرَةِ اْلأُوْلَى وَالثَّانِيَةِ. أَمَّا جَمْرَةُ
الْعَقَبَةِ فَيَرْمِيْهَا وَيُكَبِّرُ عِنْدَ كُلِّ حَصَاةٍ وَيَنْصَرِفُ
وَلاَ يَقِفُ عِنْدَهَا.
. Rasulullah r bertakbir pada setiap kali
melempar tiga Jumrah dengan batu kecil, kemudian beliau maju dan berdiri
untuk berdo’a dengan menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya
setelah melempar Jumrah yang pertama dan kedua. Adapun untuk Jumrah
Aqabah, beliau melempar dan bertakbir, dan beliau tidak berdiri di sana,
tapi langsung pergi (tidak berdo’a).”
.
.
. “Nabi r apabila ada sesuatu yang menggembirakan
atau menyenangkannya, beliau bersujud, pertanda syukur kepada Allah
Yang Maha Suci dan Maha Tinggi”.
. Letakkanlah tanganmu pada tubuh yang terasa sakit, dan bacalah:
.
.
.
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.
. Nabi r bersabda: “
عَشْرَ مِرَارٍ، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ.
255. Rasulullah r bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ:
256. Rasulullah r bersabda:
أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ.
257. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
Salah seorang di antara yang duduk bertanya: “Bagaimana mungkin di
antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasulullah r
bersabda:
.
. Rasulullah r bersabda:
. Rasulullah r bersabda:
262- جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ r فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ. قَالَ: قُلْ،
. Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah r, lalu berkata: ‘Ajari aku dzikir untuk aku baca!’ Rasul r bersabda:
Orang Badui itu berkata: “Kalimat itu untuk Tuhanku, mana yang untukku? Rasul r bersabda:
263- كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبِيُّ r الصَّلاَةَ ثُمَّ أَمَرَهُ أَنْ يَدْعُوَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ:
. Seorang laki-laki apabila masuk Islam, Nabi r
mengajarinya shalat, kemudian beliau memerintahkan agar berdo’a dengan
kalimat ini:
. “
. “
. Dari Abdullah bin Amru t, dia berkata: “Aku melihat Rasulullah
.
[1]. HR. Bukhari dalam Fathul bari: 11/208.
[3]. Shahih Tirmidzi: 3/139, Ibnu Majah: 2/316.
[4]. HR. Bukhari: 8/171 dan Muslim: 4/2061, lafadz hadits ini dalam shahih Bukhari.
[5]. Shahih Tirmidzi: 3/139 dan shahih Ibnu Majah: 2/317.
[6]. HR.Tirmidzi 5/458, lihat Shahih Tirmidzi 3/9.
[8]. HR. Abu Daud: 4/264, Lihat Shahih Jami’ :5/342
[9]. Shahih Tirmidzi: 3/140.
[10].Riwayat Abu Daud 4/264 dan Ahmad 2/389, lihat Shahih Jami’ 5/176
[11]. HR. Bukhari dalam Fathul Bari: 11/113 dan Muslim: 4/2083.
[12].
Siapa yang membacanya akan diampuni, jika dia berdo’a akan dikabulkan,
dan jika dia bangun untuk berwudhu’ lalu shalat, maka shalatnya
diterima, Imam Bukhari dalam Fathul Bari: 3/39 dan lainnya. Lafadz
diatas dari Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah: 2/335.
[13]. H.R: Tirmidzi: 5/473, lihat Shahih Tirmidzi: 3/144.
[14]. Ayat dari surah Ali Imran: 190-200, shahih Bukhari dalam Fathul Bari 8/237, Muslim 1/530.
[15]. HR. seluruh penyusun kitab sunan, kecuali Nasa’i, lihat; Irwaa’ul ghalil: 4/47.
[16]. HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Baghawi dan lihat Mukhtashar Syamaailit Tirmidzi, oleh Al-Albani, hal: 47.
[17]. HR. Abu Daud 4/41 dan lihat pula Shahih Abi Dawud, 2/760.
[18]. HR. Ibnu Majah: 2/1178, Al-Baghawi: 12/41 dan lihat Shahih Ibnu Majah: 2/275.
[19]. HR. At-Tirmidzi: 2/505 dan Imam yang lain. Lihat Irwa’ul Ghalil, 49 dan Shahihul Jami’: 3/203.
[20]. HR. Al-Bukhari: 1/45 dan Muslim: 1/283. Sedang tambahan
bismillah pada permulaan hadits, menurut riwayat Said bin Manshur. Lihat
Fathul Baari: 1/244.
[21] . HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lihat
Irwa’ul Ghalil 1/122.
[22] HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lihat
Irwa’ul Ghalil 1/122.
[24]. HR. At-Tirmidzi: 1/78, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 1/18.
[25] . HR. An-Nasa’i dalam
‘Amalul Yaumi wal Lailah, halaman; 173 dan lihat
Irwa’ul Ghalil: 1/135 dan 2/94.
[26]. HR. Abu Dawud: 4/325, At-Tirmidzi: 5/490, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/151.
[27]. HR. Seluruh penyusun kitab Sunan, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/152 dan
Shahih Ibnu Majah: 2/336.
[28]. HR. Abu Dawud: 4/325, dan Al-‘Allamah Ibnu Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam
Tuhfatul Akhyar, no. 28. Dalam Kitab Shahih:
“Apabila
seseorang masuk rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah ketika masuk
rumah dan makan, syaitan berkata (kepada teman-temannya), “Tiada tempat
tinggal dan makanan bagi kalian (malam ini)’.” Muslim, no. 2018.
[29]. Hal ini semuanya disebutkan dalam Bukhari: 11/116 no.6316, dan Muslim: 1/526, 529, 530, no. 763.
[30]. HR. At-Tirmidzi no.3419, 5/483.
[31]. HR. Bukhari dalam
Al-Adab Al-Mufrad, no. 695, hal.258. Al-Albani menyatakan isnadnya shahih, dalam
Shahih Al-Adab Al-Mufrad, no. 536.
[32]. Disebutkan Ibnu Hajar dalam
Fathul Bari, dengan menisbatkannya kepada Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab
Ad-Du’a. Lihat
Fathul Bari: 11/118. Katanya: “Dari berbagai macam riwayat, maka terkumpullah sebanyak dua puluh lima pekerti”.
[33]. HR. Abu Dawud, lihat
Shahih Al-Jami’ no.4591
[34]. HR. Ibnu As-Sunni no.88, dinyatakan Al-Albani
“hasan”.
[35]. HR. Abu Dawud, lihat
Shahih Al-Jami’ 1/528.
[36]. HR. Muslim: 1/494. Dalam
Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah
“Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa syahid. Lihat
Shahih Ibnu Majah 1/128-129.
[37]. Tambahan:
Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat
Shahih Ibnu Majah: 129.
[38]. HR. Bukhari: 1/152, Muslim: 1/288.
[39]. HR. Bukhari: 1/152 dan Muslim: 1/288.
[40]. HR. Ibnu Khuzaimah: 1/220.
[42]. HR. Bukhari: 1/152. Untuk kalimat:
‘Innaka laatukhliful mii’aad’, menurut riwayat Baihaqi: 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam
Tuhfatul Akhyar, hal. 38.
[43]. HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad. Lihat
Irwa’ul Ghalil: 1/262.
[44]. HR. Bukhari:1/181 dan Muslim: 1/419.
[45]. HR. Empat penyusun kitab Sunan, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 1/77 dan
Shahih Ibnu Majah: 1/135.
[48].
HR. Abu Dawud 1/203, Ibnu Majah 1/265 dan Ahmad 4/85. Muslim juga
meriwayatkan hadits semakna dari Ibnu Umar, dan di dalamnya terdapat
kisah 1/420.
[49]. HR. Al-Bukhari dalam
Fathul Bari 3/3, 11/116, 13/371, 423, 465 dan Muslim meriwayatkannya dengan ringkas 1/532.
[50]. HR. Penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad, lihat
Shahih At-Tirmidzi:1/83.
[51]. HR. Bukhari: 1/99 dan Muslim: 1/350.
[52]. HR. Muslim: 1/353 dan Abu Dawud: 1/230.
[53]. HR. Muslim: 1/534, dan empat imam hadits, kecuali Ibnu Majah.
[54]. HR. Abu Dawud: 1/230, An-Nasai dan Ahmad. Dan sanadnya
hasan.
[55]. HR. Bukhari dalam
Fathul Bari: 2/282.
[56]. HR. Bukhari dalam
Fathul Bari: 2/284.
[58]. HR. Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad. Lihat
Shahih At-Tirmidzi: 1/83.
[59]. HR. Bukhari dan Muslim, lihat Bab Do’a Ruku’.
[60]. HR. Muslim: 1/533, lihat no. 35.
[61]. HR. Muslim: 1/534, begitu juga imam hadits yang lain.
[62]. HR. Abu Dawud: 1/230, An-Nasai dan Ahmad. Dinyatakan
shahih oleh Al-Albani dalam
Shahih Abi Dawud: 1/166.
[65]. HR. Abu Dawud: 1/231, lihat
Shahih Ibnu Majah: 1/148.
[66]. HR.
Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai. Lihat
Shahih At-Tirmidzi: 1/90 dan
Shahih Ibnu Majah: 1/148.
[67].
HR. At-Tirmidzi: 2/474. Ahmad: 6/30 dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim,
hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/220. Sedang
tambahannya:
Fatabaarakallahu menurut riwayat Adz-Dzahabi sendiri.
[68]. HR. At-Tirmidzi: 2/473, dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim, hadits tersebut shahih. Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya: 1/219.
[69]. HR. Bukhari dalam
Fathul Baari: 1/13 dan Imam Muslim: 1/301.
[70]. HR. Bukhari dalam
Fathul Baari: 6/408.
[71]. HR. Bukhari dalam
Fathul Baari: 6/407 dan Imam Muslim meriwayatkannya dalam kitabnya: 1/306. Lafazh hadits tersebut menurut riwayat Muslim.
[72]. HR. Bukhari: 2/102 dan Muslim: 1/412. Lafadz hadits ini dalam riwayat Muslim.
[73]. HR. Bukhari: 1/202,Muslim: 1/412.
[74]. HR. Bukhari: 8/168 dan Muslim: 4/2078.
[76]. HR. Abu Dawud: 2/86 dan An-Nasai: 3/53. Al-Albani menshahihkannya dalam
Shahih Abi Dawud, 1/284.
[77]. HR. Bukhari dalam
Fathul Baari: 6/35.
[78]. HR. Abu Dawud dan lihat di
Shahih Ibnu Majah: 2/328.
[79]. HR. An-Nasai: 3/54-55 dan Ahmad: 4/364. Dinyatakan oleh Al-Albani shahih dalam
Shahih An-Nasai: 1/281.
[80]. HR. An-Nasai, lafadz hadits menurut riwayatnya: 3/52 dan Ahmad: 4/338. Dinyatakan Al-Albani shahih dalam
Shahih An-Nasai: 1/280.
[81]. HR. Seluruh penyusun
As-Sunan. Lihat
Shahih Ibnu Majah: 2/329.
[82]. HR. Abu Dawud: 2/62. At-Tirmidzi: 5/515, Ibnu Majah: 2/1267, Ahmad: 5/360, lihat
Shahih Ibnu Majah: 2/329 dan
Shahih At-Tirmidzi: 3/163.
[84]. Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414.
[86]. Muslim: 1/418,
“Siapa yang mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan”.
[87]. Abu Daud: 2/68, lihat Shahih Tirmidzi: 2/8, ketiga surat tersebut disebut juga “Al Mu’awwizaat”, lihat Fathul baari: 9/62.
[88].
“Siapa yang membacanya sehabis shalat tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian”, Nasa’i
dalam Amalul Yaumi Walailah, no: 100, Ibnu Sunny, no. 121, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih Jami’: 5/339, dan Silsilah Hadits Shahih: 2/697,
no. 972.
[89]. HR. Tirmidzi: 5/515, Ahmad: 4/227, lihat takhrijnya dalam Zadul Ma’aad: 1/300.
[90]. Ibnu Majah dan lainnya. Lihat Shahih Ibnu Majah: 1/152 dan Majmauzzawa’id: 10/111.
[91].
Jabir bin Abdullah t berkata: “Adalah Rasulullah mengajarkan kami
(do’a) Istikharah dalam semua urusan sebagaimana dia mengajarkan kami
surat dalam Al Qur’an, beliau bersabda:
“Jika salah seorang kamu
sedang mengalami permasalahan maka shalatlah dua raka’at selain shalat
fardhu, kemudian bacalah:(do’a istikharah)” Bukhari: 7/162.
[92]. HR.Abu Daud, no. 3667, dihasankan oleh Al Albani, Shahih Abu Daud: 2/698.
[93].
“Siapa yang membacanya sehabis shalat tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian”, Nasa’i
dalam Amalul Yaumi Walailah, no: 100, Ibnu Sunny, no. 121, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih Jami’: 5/339, dan Silsilah Hadits Shahih: 2/697,
no. 972.
[94]. H.R; Abu Daud: 4/322, Tirmidzi: 5/567. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/182.
[95] . H.R; Muslim: 4/2088.
[96]. Tirmidzi: 5/466. Shahih Tirmidzi: 3/142.
[97]. HR. Bukhari: 7/150.
[98].
HR. Abu Daud: 4/317, Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, no. 1201, Nasa’i
dalam Amalul yaumi wallailati, no. 9, Ibnu Sunny, no. 70, sanad Abu Daud
dan Nasa’i dihasankan oleh Syeikh Bin Baaz dalam Tuhfatul Akhyar, hal.
23.
[99].
HR. Abu Dawud: 4/318, Nasa’i dalam ‘amalul yaumi wallailati; no: 7 hal:
137, Ibnu Sunni, no: 41 hal: 23, Ibnu Hibban, dalam Al Mawarid, no:
2361. Syeikh Bin Baz
rahimahullah menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan, lihat Tuhfatul Akhyar, hal: 24.
[100].
H.R; Abu Daud: 4/324, Ahmad: /42, Nasa’i dalam Amalulyaumi Wallailati
no. 22, hal. 146, Ibnu Sunni no. 69, hal. 35, Bukhari dalam Adabul
mufrad. Syekh Abdul Aziz bin Baaz
rahimahullah menyatakan sanad hadits tersebut hasan. Lihat juga Tuhfatul Akhyar, hal. 26.
[101]. HR. Ibnu Sunni dalam kitab ‘Amalul yaumi Wallailati, no. 72, hal. 37, Abu Dawud: 4/321 dan sanad haditsnya baik.
[102]. HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah: 2/332
[103]. HR. Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/142.
[104]. HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Lihat Shahih Ibnu Majah: 2/332.
[105]. HR. Ahmad 4/337, Nasa’i dalam Amalulyaumi Wallailati no. 4, Ibnu Sunni no. 68, Abu Dawud: 4/418, Tirmidzi: 5/465. Ibnu Baaz
rahimahullah menyatakan hadits ini hasan dalam Tuhfatul Akhyar.
[106].Riwayat Hakim yang dishahihkan dan disetujui oleh Dzahabi 1/545. Lihat Shahih Targhib dan Tarhib: 1/273
[107]. H.R; Abu Dawud 4/322, sanadnya dihasankan oleh Syu’aib dan Abdul Qadir Arna’uth dalam Tahqiq Zaadulma’aad: 2/273.
[108].HR. Ahmad: 3/406-407, 5/123. Lihat Shahihul Jami; 4/290. juga diriwayatkan di ‘Amalul yaumi wallailati, no. 34.
[109].H.R; Ahmad 3/406-407, Ibnu Sunny dalam Amalulyaumi wallailati, no. 34. Lihat Shahih Jami’: 4/209
[110]. HR. Nasa’i dalam Amalulyaumi wallailati, no. 24. Lihat Shahih Targhib dan Tarhib: 1/272, Tuhfatul Akhyar oleh Bin Baaz
rahimahullah, hal. 44 dan lihat keutamaannya pada no. 255
[111]. HR. Bukhari: 4/95 dan Muslim: 4/2071.
[112]. HR. Muslim: 4/2090.
[113].
HR. Ibnu Sunny dalam ‘Amalulyaumi wallailati, no. 54, Ibnu Majah, no.
925. Sanadnya dihasankan oleh Syu’aib dan Abdul Qadir Al Arna’uth dalam
Tahqiq Zaadul Ma’aad: 2/375.
[114]. HR. Bukhari dan Muslim: 4/2075.
[115].
HR. Ahmad: 2/290, Nasa’i dalam ‘Amalulyaumi wallailati, no. 590, Ibnu
Sunny, no. 68. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/187, Shahih Ibnu Majah: 2/266
dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.
[116].
Diriwayatkan oleh Thabrani melalaui dua sanad, salah satunya baik,
lihat Majma’uzzawa’id: 10/120 dan Shahih Targhib dan Tarhib: 1/273.
[117]. H.R; Bukhari: 9/62, Fathul baari, Muslim: 4/1723.
[118] . H.R; Bukhari, Fathul baari: 4/487.
[119]. HR. Bukhari, Fathulbaari: 9/94, Muslim: 1/554.
[120]. HR. Bukhari: 11/126, Muslim: 4/2084.
[121]. Muslim: /2083, Ahmad dengan lafaz yang sama: 2/79, Ibnu Sunny dalam Amalulyaumi wallailati: no. 721.
[122]. HR. Abu Dawud: 4/311. Lihat juga Shahih Tirmidzi: 3/143.
[123]. HR. Bukhari, Fathul baari: 11/113, Muslim: 4/2083.
[124].HR. Bukhari dalam Fathul baari: 7/71, Muslim: 4/2091.
[125]. HR. Muslim: 4/2084.
[126]. HR. Muslim: 4/2085.
[127]. HR. Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/142.
[128]. HR. Tirmidzi dan Nasa’i. Lihat Shahih Jami’: 4/255.
[129]. HR. Bukhari, Fathul baari: 11/113, Muslim: 4/2081.
[130].
Riwayat Hakim, dishahihkannya dan disetujui oleh Adz Dzahabi 1/540, An
Nasa’i dalam ‘Amalulyaumi wallailati, Ibnu Sunni. Lihat Shahihul Jami’:
4/213.
[131]. HR. Abu Dawud: 4/12. Shahih Tirmidz:i 3/171.
[132]. Lihat Shahih Muslim: 4/1772-1773.
[133].
Ashhabussunan,
Ahmad Darimi, Hakim dan Baihaqi. Di antara dua kurung menurut riwayat
Baihaqi. Lihat Shahih Tirmidzi 1/144, Shahih Ibnu Majah: 1/194 dan
Irwa’ulghalil oleh Al Albani: 2/172.
[134].
Ashabus sunan dan Imam Ahmad. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/180, Shahih Ibnu Majah: 1/194, serta kitab Irwa’ul Ghalil: 2/175.
[135].
Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubra, sanadnya shahih: 2/211, Syeikh Al
Albani menshahihkannya dalam Irwa’ul Ghalil: 2/170, hadits ini mauquf
pada Umar t.
[136].
Riwayat Nasa’I: 3/244, Daruqutni. Tambahannya terdapat dalam riwayat
Daruqutni: 2/31 dan sanadnya shahih. Lihat Zadul Ma’ad: tahqiq Syu’aib
dan Abdul Qadir Al Arna’uth: 1/377.
[137]. HR. Ahmad: 1/391, dishahihkan oleh Al Al Bani.
[138]. HR. Bukhari: 7/158, “Adalah Rasulullah banyak (membaca) doa ini, lihat Bukhari dalam Fathul baari: 11/173.
[139]. HR. Bukhari: 7/154 dan Muslim: 4/2092.
[140]. HR. Abu Dawud: 4/324, Ahmad: 5/42, Shahih Abu Dawud: 3/959.
[141]. HR. Tirmidzi: 5/529 dan riwayat Hakim yang disetujui dan dishahihkan oleh Dzahabi: 1/505. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/168.
[142]. HR. Abu Dawud: 2/87, Shahih Ibnu Majah: 2/335.
[143]. HR. Abu Dawud: 2/89, dishahihkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi: 2/142.
[144]. HR. Abu Dawud: 3/42, Tirmidzi: 5/572, lihat Shahih Tirmidzi 3/183.
[145]. HR. Bukhari: 5/172.
[146]. HR. Bukhari dalam Adab Al Mufrad, no. 707.
[147]. HR. Bukhari dan Al Adabul Mufrad, no. 708, dishahihkan Al Albani dan Shahih Al Adabul Mufrad, no. 546.
[148]. HR. Muslim 3/1362.
[149]. HR. Muslim 4/2300.
[150]. HR. Bukhari /Fathul baari: 6/336, Muslim: 1/120.
[151]. HR. Muslim: 1/119-120.
[152]. Surat Al Hadid: 3, Abu Dawud: 4/329 dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud: 3/962
[153]. HR. Tirmidzi: 5/560, lihat Shahih Tirmidzi: 3/180.
[154]. HR. Bukhari: 7/158, “Adalah Rasulullah sering (membaca) doa ini, lihat Bukhari dalam Fathul baari: 11/173.
[155]. Muslim: 4/1729, dari hadits Utsman bin Al Aash t, ia berkata:
“Aku laksanakan hal itu, maka Allah menghilangkan (gangguan tersebut) dariku”.
[156]. HR. Abu Dawud: 2/86, Tirmidzi: 2/257 Shahih Abu Dawud: 1/283.
[157]. HR. Abu Dawud: 1/206, Tirmidzi, lihat Shahih Tirmidzi: 1/77, lihat Surat Al Mu’minuun: 98-99.
[158]. HR. Muslim: 1/291 dan Bukhari: 1/151.
[159]. HR. Muslim: 1/539.
[160]. H.R; Muslim: 4/2052.
[161]. Lihat Al Azkar An Nawawi, hal. 349, dan Shahihul Azkar oleh Salim Al Hilaly: 2/713.
[162]. HR. Bukhari, 4/119.
[163]. HR. Bukhari: 10/118.
[164]. Lihat Shahih Tirmidzi: 2/210 dan Shahih Jami’: 5/180.
[165].
HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah: 1/244 dan Shahih
Tirmidzi: 1/286. Ahmad Syakir menyatakan bahwa hadits tersebut adalah
shahih.
[166]. HR. Bukhari: 7/10, Muslim: 4/1893.
[167]. HR. Bukhari, Fathul baari: 8/144.
[168]. Shahih Tirmidzi: 3/152 dan Shahih Ibnu Majah: 2/317.
[169]. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani. Lihat Shahih Tirmidzi 3/152 dan Shahih Ibnu Majah: 2/317.
[170]. HR. Muslim: 2/632.
[171]. HR. Muslim: 2/634.
[172]. HR. Muslim: 2/663.
[173]. Ibnu Majah: 1/480, Ahmad: 2/368. Lihat Shahih Ibnu Majah: 1/251.
[174]. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah: 1/251. Abu Dawud: 3/211.
[175]. Riwayat Hakim, dia menshahihkan hadits ini dan disetujui oleh Dzahaby: 1/359. Lihat
Ahkaamul janaaiz oleh Syeikh Al Albaani, hal. 125.
[176].
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha’, 1/288, Ibnu Abi Syaibah
dan Al Mushannaf: 3/217, Al-Baihaqi: 4/9. Sanadnya dishahihkan oleh
Syua’ib Al Arna’uth dalam Tahqiq Syarhus sunnah Lil Baghawi: 5/357.
[177]. Terdapat dalam Al Mughni oleh Ibnu Qudamah: 3/416 dan
Durus Muhimmah Li Ammaatilummah oleh Syeikh Bin Baaz, hal. 15.
[178]. Al Baghawi dalam Syarhus sunnah: 5/357, Abdurrazzaq no. 6588, Imam Bukhari mengutipnya dalam kitab Al Jana’iz: 2/113.
[179]. HR. Bukhari: 2/80, Muslim: 2/632.
[180]. HR. Bukhari: 2/80, Muslim: 2/636. Lihat Al Azkar LinNawawi, hal. 126
[181]. HR. Abu Dawud: 3/314 dan dengan sanad yang shahih, Ahmad juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dengan lafadz:
“Bismillah Wa’alaa Millati Rasululillah.”.
[182]. Adalah Rasulullah r jika selesai menguburkan mayat dia berdiri dan bersabda:
“Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mohonkan untuknya keteguhan, karena sekarang dia sedang ditanya “. Abu Dawud: 3/315 dan Hakim, dishahihkannya dan disetujui oleh Dzahaby: 1/370.
[183]. HR. Muslim 2/671, Ibnu Majah dan lafaznya dari dia: 1/494 dari Buraidah t, dan diantara dua tanda kurung adalah hadits Aisyah
radiallahu ‘anha dalam riwayat Muslim: 2/671.
[184]. HR. Abu Dawud: 4/326, Ibnu Majah: 2/1228. Lihat Shahih Ibnu Majah: 2/305.
[185]. HR. Muslim: 2/616, Bukhari: 4/76.
[186]. Al Muwattha’: 2/992, Al Albani berkata: sanadnya shahih secara mauquf.
[187]. HR. Abu Dawud: 1/303, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam
Shahih Abi Dawud: 1/216.
[188]. HR. Bukhari: 1/224 dan Muslim: 2/613.
[189]. HR. Abu Dawud: 1/305 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam
Shahih Abi Dawud: 1/218.
[190]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 2/518.
[191]. HR. Bukhari: 1/205, Muslim: 1/83.
[192]. HR. Bukhari: 1/224 dan Muslim: 2/614.
[193]. HR. At-Tirmidzi: 5/504, Ad-Darimi dengan lafadz hadits yang sama: 1/336 dan lihat
Shahih Tirmidzi: 3/157.
[194]. HR. Abu Dawud: 2/306, begitu juga imam hadits yang lain. Dan lihat
Shahihul Jami’: 4/209.
[195]. HR. Ibnu Majah: 1/557. Hadits ini hasan menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam
Takhrij Al-Adzkar, lihat
Syarah Al-Adzkar: 4/342.
[196]. HR. Abu Dawud: 3/347, At-Tirmidzi: 4/288, dan lihat
kitab Shahih At-Tirmidzi: 2/167.
[197]. HR. At-Tirmidzi: 5/506, dan lihat
Shahih Tirmidzi: 3/158.
[198]. HR. Penyusun kitab Sunan, kecuali An-Nasai, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/159.
[199]. HR. Bukhari: 6/214, At-Tirmidzi dengan lafazh yang sama: 5/507.
[200] . HR. Muslim: 3/1615.
[201]. HR. Muslim: 3/126.
[202]. Sunan Abu Dawud: 3/367, Ibnu Majah: 1/556 dan An-Nasa’i dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah no. 296-298. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut shahih dalam
Shahih Abi Dawud: 2/730.
[203]. HR. Muslim: 2/1054.
[204]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 4/103, Muslim: 2/806.
[205]. HR. Muslim: 2/1000.
[206]. HR. Bukhari: 7/125.
[207]. HR. At-Tirmidzi: 5/82, Ahmad: 4/400, Abu Dawud: 4/308. Lihat pula
Shahih At-Tirmidzi: 2/354.
[208]. HR. Penyusun-penyusun kitab Sunan, kecuali An-Nasai dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 1/316.
[209]. HR. Abu Dawud: 2/248, Ibnu Majah: 1/617 dan lihatlah
Shahih Ibnu Majah: 1/324.
[210]. HR. Bukhari: 6/141, Muslim: 2/1028.
[211]. HR. Bukhari: 7/99, Muslim: 4/2015.
[212]. HR. At-Timidzi: 5/494, 5/493, dan lihatlah
Shahih At-Tirmidzi: 3/153.
[213]. HR. At-Tirmidzi dan Imam hadis lain, lihat pula di
Shahih At-Tirmidzi: 3/153,
Shahih Ibnu Majah: 2/321, dan lafazh hadis tersebut menurut riwayat At-Tirmidzi.
[214]. HR.
Ashhaabus Sunan dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/153.
Dari Aisyah, dia berkata: “Setiap Rasulullah r duduk di suatu tempat,
setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau
mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah
radhiallahu ‘anha
berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah! Aku melihat engkau setiap
duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau
selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda:
“Ya,
barang siapa yang berkata baik, akan disetempel pada kebaikan itu,
barang siapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan
penghapusnya. (Kalimat itu adalah:
Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR. An-Nasa’i dalam kitab
‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad: 6/77. Dr. Faruq Hamadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam
Tahqiq ‘Amalul Yaum wal Lailah, karya An-Nasa’i hal. 273
[215]. HR. Ahmad: 5/82, An-Nasa’i dalam ‘
Amalul Yaum wal Lailah halaman: 218, no. 421.
[216]. HR. At-Tirmidzi: 2035, lihat
Shahihul Jami’: 6244,
Shahih At-Tirmidzi: 2/200.
[217]. HR. Muslim: 1/555. Dan dalam riwayat lain,
“Dari akhir surah Al-Kahfi”, Muslim: 1/556.
[218]. Lihat hadits no. 55 dan no. 56 dari buku ini.
[219]. HR. Abu Dawud: 4/333. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam
Shahih Sunan Abi
Dawud: 3/965.
[220]. HR. Bukhari,
Fathul Baari: 4/88.
[221]. HR. An-Nasai dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 300, Ibnu Majah: 2/809, dan lihat
Shahih Ibnu Majah: 2/55.
[222]. HR. Ahmad dan imam yang lain: 4/403, lihat
Shahihul Jami’: 3/233, dan
Shahihut Targhib wat Tarhib oleh Al-Albani: 1/19.
[223]. Ibnu Sunni, hal. 138, no. 278, lihat
Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun.
[224]. HR. Ahmad: 2/220, Ibnu Sunni no. 292, dan lihat
Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1065.
[225]. HR. Abu Dawud: 3/34, At-Tirmidzi: 5/501, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/156.
[226]. HR. Muslim: 2/998.
[227].
HR. Al-Hakim, ia menshahihkan. Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya: 2/100,
Ibnu Sunni, no. 524. Menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Takhrij Adzkar:
5/154: “Hadits tersebut hasan.” Ibnu Baz berkata: Hadits itu
diriwayatkan pula oleh An-Nasai dengan sanad yang hasan. Lihat Tuhfatul
Akhyar, hal. 37
[228].
HR. At-Tirmidzi: 5/291, Al-Hakim: 1/538, dan Al-Albani menyatakan,
hadits tersebut hasan dalam Shahih Ibnu Majah: 2/21 dan Shahih
At-Tirmidzi: 2/152.
[229]. HR. Abu Dawud: 4/296 dan Al-Albani menshahihkan dalam
Shahih Abi Dawud: 3/941.
[230]. HR. Ahmad: 2/403, Ibnu Majah: 2/943, dan lihat
Shahih Ibnu Majah: 2/133.
[231]. HR. At-Tirmidzi: 5/499, dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 2/155.
[232]. HR. At-Tirmidzi, lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/155.
[233]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 6/135.
[234]. HR. Muslim: 4/2086,
Syarah An-Nawawi: 17/39.
[235]. HR. Muslim: 4/2080.
[236]. HR. Bukhari: 7/163, Muslim: 2/980.
[237]. HR. Ibnu Sunni dalam kitab
‘Amalul Yaum wal Lailah, Al-Hakim, menshahihkannya: 1/499. Al-Albani juga menshahihkannya dalam
Shahihul Jami’: 4/201.
[238]. HR. Muslim: 1/288.
[239]. HR. Abu Dawud: 2/218, Ahmad: 2/367, dan Albani menshahihkannya
Shahih Abi Dawud: 2/383.
[240]. HR. At-Tirmidzi: 5/551, begitu juga imam hadits yang lain, lihat
Shahihul Jami’:3/25 dan
Shahih At-Tirmidzi: 3/177.
[241]. HR. An-Nasa’i, Al-Hakim: 2/421. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Shahih An-Nasa’i, 1/274.
[242]. Abu Dawud no. 2041, dihasankan oleh Al-Albani dalam
Shahih Abi Dawud 1/383.
[243]. HR. Muslim: 1/74, begitu juga imam yang lain.
[244]. HR. Al-Bukhari dengan
Fathul Bari: 1/82, dari hadits ‘Amar secara
mauquf muallaq.
[245]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 1/55, Muslim: 1/65.
[246]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 11/42, Muslim: 4/1705.
[247]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 6/350, Muslim: 4/2092.
[248]. HR. Abu Dawud: 4/327, Ahmad: 3/306. Al-Albani, menshahihkannya, dalam
Shahih Abi Dawud: 3/961.
[249]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 11/171, Muslim: 4/2007, dan kalimatnya: “
Jadikanlah sebagai pembersih dan rahmat.
[250]. HR. Muslim: 4/2296.
[251]. HR. Bukhari dalam
Al-Adabul Mufrad no. 761. Isnadnya dishahihkan Al-Albani dalam
Shahih Al-Adabul Mufrad no. 585. Kalimat dalam kurung tambahan Al-Baihaqi dalam
Syu’abul Iman: 4/228 dari jalan lain.
[252]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 3/408, Muslim: 2/841.
[253]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 3/476, maksud “sesuatu” adalah tongkat. Lihat Al-Bukhari dengan
Fathul Bari: 3/472.
[254]. HR. Abu Dawud: 2/179, Ahmad: 3/411 dan Al-Baghawi dalam
Syarh As-Sunnah 7/128. Al-Albani meng hasankan,
Shahih Abu Dawud: 1/354.
[255]. HR. Muslim: 2/888.
[256]. HR. At-Tirmidzi dan lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/184. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut adalah hasan. Lihat pula
Al-Ahaditsush Shahihah lil-Albani: 4/6.
[257]. HR. Muslim: 2/891.
[258]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 3/583, 3/584 dan 3/581. Muslim juga meriwayatkannya.
[259]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 1/210, 390 dan 414, Muslim: 4/1857.
[260]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 8/441, lihat pula
Shahih At-Tirmidzi: 2/103, 2/235, dan Musnad Ahmad: 5/218.
[261]. HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai, lihat
Shahih Ibnu Majah: 1/233 dan
Irwa’ul Ghalil, 2/226.
[262]. HR. Muslim: 4/1728.
[263]. HR. Ahmad: 4/447, Ibnu Majah dan Malik. Dishahihkan Al-Albani dalam
Shahihul Jami’: 1/212, dan lihat
Zadul Ma’ad: 4/170, tahqiq Al-Arnauth.
[264] . HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 6/181, Muslim: 4/2208.
[265].
HR. Muslim: 3/1557, Al-Baihaqi: 9/287, sedangkan kalimat di antara dua
kurung, menurut riwayat Al-Baihaqi: 9/287. Dan yang terakhir, kami
ambilkan dari riwayat Muslim.
[266]. HR. Ahmad: 3/419 dengan sanad shahih, Ibnu Sunni no. 637, lihat pula
Majma’uz Zawa’id: 10/127 dan
Takhrijuth Thahawiyah lil Arnauth: 133.
[267]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 11/101.
[268]. HR. Muslim: 4/2076.
[269]. HR. Muslim: 4/2076.
[270]. HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i 1/279 dan Al-Hakim, lihat
Shahih At-Tirmidzi: 3/183,
Jami’ul Ushul dengan tahqiq Al-Arnauth: 4/144.
[271]. HR. Muslim: 1/350.
[272].
HR. Muslim: 4/2075, Ibnul Atsir berkata: “Maksud Nabi r lupa”, karena
beliau senantiasa memperbanyak dzikir, selalu mendekatkan diri
kepada-Nya dan waspada. Jadi, apabila sebagian waktu yang lewat tidak
melakukan dzikir, maka beliau menganggapnya dosa. Kemudian beliau
cepat-cepat membaca istighfar. Lihat
Jami’ul Ushul: 4/386.
[273]. HR. Bukhari: 7/168, Muslim: 4/2071.
[274]. HR. Bukhari: 7/167, Muslim dengan lafazh yang sama: 4/2071.
[275]. HR. Bukhari: 7/168, Muslim: 4/2072.
[276]. HR. Muslim: 4/2072.
[277]. HR. Muslim: 4/2073.
[278]. HR. At-Tirmidzi: 5/511, Al-Hakim: 1/501. ia menshahihkannya. Adz-Dzahabi menyetujuinya. Lihat pula
Shahihul Jami’: 5/531 dan
Shahih At-Tirmidzi: 3/160.
[279]. HR. Bukhari,
Fathul Bari: 11/213 dan Muslim: 4/2076.
[280]. HR. Muslim: 3/1685.
[281]. HR. Muslim 4/2072. Abu Dawud menambah: Ketika orang Arab Badui berpaling, Nabi r bersabda:
“Sungguh dia telah memenuhi kebaikan pada kedua telapak tangannya”. 1/220.
[282]. HR. Muslim: 4/2073, dengan tambahan:
Sesungguhnya kalimat-kalimat tersebut akan mencukupi dunia dan akhiratmu.
[283]. HR. At-Tirmidzi: 5/462, Ibnu Majah: 2/1249, Al-Hakim: 1/503. Ia menshahihkan. Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya, Lihat pula
Shahihul Jami’: 1/362.
[284]. HR. Ahmad no. 513 menurut susunan Ahmad Syakir, sanadnya shahih, lihat
Majma’uz Zawa’id: 1/297, Ibnu Hajar menisbatkannya di
Bulughul Maram dari riwayat Abu Sa’id kepada An-Nasa’i. Ibnu Hajar berkata: “Hadits tersebut adalah shahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
[285]. HR. Abu Dawud dengan lafazh yang sama: 2/81, At-Tirmidzi: 5/521, dan lihat
Shahihul Jami’ 4/271, no. 4865.
[286]. HR. Bukhari dengan
Fathul Bari: 10/88, Muslim: 3/1595.